
/001/
Metronord...
Seorang gadis yang separuh wajahnya tertutupi tudung jubahnya berbisik memanggil nama kota yang ditujunya. Di gerbang kota Metronord yang kokoh membatasi kota dan dunia luar ia berdiri. Seraya ia menengadah melihat puncak gerbang kota ini, wajahnya yang terhalang bayangan pun tampak jelas terkena sinar matahari.
Gadis ini bernama Striga. Selama bertahun-tahun ia sudah bertahan hidup jauh di Timur sebagai pemburu, di sebuah kota kecil di mana kemiskinan dan kemelaratan adalah pemandangan yang sangat biasa. Belum lagi kota itu dikuasai seorang tuan tanah yang menguasai segala sumber daya yang ada di sana. Mendengar adanya turnamen berhadiah besar yang diadakan di Metronord, Striga melarikan diri dari tuan tanah yang selama ini sudah memperkerjakannya dengan semena-mena ke Metronord demi memenangkan turnamen ini. Dia sudah bersumpah, jika dia menang nanti, dia akan menggunakan hadiah yang ia menangkan untuk memerdekakan kota tempatnya dibesarkan.
Striga menarik nafas dalam-dalam dan mencium tangan kanannya yang terkepal, lalu ia mulai berjalan masuk ke dalam kota seraya mengangkat tinggi-tinggi tinjunya. Tindakannya ini adalah salam untuk kota yang akan menjadi tuan rumahnya untuk beberapa saat ke depan, juga adalah janji kalau dia akan menaklukkan apa saja yang menghalanginya dengan kemenangan.