Preview Novel: Jayadi Reiji - Nigella

Apa kalian tahu siapa Andrew Van Wey? Well, saya ragu. Soalnya nama beliau masih belum terkenal, tapi harus saya katakan kalau karyanya yang menggabungkan metode seni abstrak dan sastra sangatlah menarik. Namun saya mulai melantur, yang saya ingin bahas kali ini adalah konterpartnya di Indonesia.

Beberapa hari lalu, saya berkenalan dengan seorang novelis yang bisa disebut senior. Beliau adalah Jayadi Reiji, penulis asal Lasinrang (Pinrang, Sulawesi) yang sudah mulai bergelut di dunia sastra sejak kelas 2 SD. Ya, kelas 2 SD. Beliau berulang kali mendapat berbagai penghargaan di bidang seni semasa akademisnya dari sekolah dasar hingga menjadi mahasiswa, jadi kualitas karyanya tidak diragukan saat beliau menulis novel.

Novel karyanya berjudul Nigella, sebuah novel bersettingkan Prancis, Eropa. Namun yang diceritakan bukanlah glamor dan gegap gempitanya negara itu, melainkan sisinya yang lebih gelap. Diceritakan dalam bukunya beberapa anak yatim di Prancis mengidap penyakit lemah ingatan, autisme, dan lemah syaraf. Meski demikian, mereka mampu melihat tanda kematian melalui mimpi. Tapi, tanda kematian yang muncul hanya berbentuk gambar abstrak sehingga mereka harus memecahkannya melalui kode di lukisan. Anak yatim di kota itu harus menemukan cara membedakan sahabat palsu dan sahabat sejati, membedakan kasih sayang palsu dan murni. Dengan bakat yang mereka miliki, kehidupan mereka berubah saat status yatim mereka tergantikan dengan adanya orangtua angkat yang mengadopsi mereka, dan mereka harus membiasakan diri hidup di lingkungan yang lebih elit dibandingkan dengan tempat mereka tumbuh.

Dari apa yang saya tuliskan di atas, sekilas mungkin buku ini terkesan seperti buku tragedi, namun kalian—dan saya—salah. Buku ini adalah novel bergenre misteri, dengan elemen detektif dan psikologis. Dihiasi dengan pembawaan yang noir, namun juga adegan aksi yang menegangkan. Konfliknya digadang dalam, filosofis, dan problematik. Melibatkan konflik keluarga, teman antar teman, rival, konflik antar pemerintah, masyarakat dan pemerintah, aparat keamanan dan hukum serta masalah pribadi yang tak bisa dijelaskan secara verbal, namun semua masalah ini diselesaikan dengan konklusi yang syarat akan moral.

Selain dari latar belakang pengarangnya, novel ini sudah mendapat dukungan baik secara lokal maupun internasional. Lebih dari 20 pengarang internasional yang sudah lebih lama berkarya pun memberikan testimoni positifnya pada buku ini. NIGELLA juga disebut-sebut merupakan satu-satunya novel genre detektif dan psychological horror yang mendapat testimony resmi dari motivator No.1 di Asia sekaligus penulis mega-best seller buku “Mimpi sejuta dollar,” Merry Riana. Selain itu, NIGELLA mendapat apresiasi dari kepala perpustakaan study center Pinrang dan telah diarsipkan pada akhir Oktober 2015.

Melihat prestasi yang sudah ada, saya hanya bisa memberikan harapan terbaik untuk buku ini. Semoga buku ini bisa menjawab harapan yang sudah dibuatnya.

Buku ini sudah bisa didapatkan lewat pemesanan online, caranya bisa dilihat di situs utama Nigella di http://www.larc-nigella.com/2015/09/pesan-novel.html.

fsc

Facebook comments

No comments:

Post a Comment