Okay, so last night my library was on shuffle and played Marisa Stole the Precious Thing (魔理沙は大変なものを盗んでいきました; Marisa ha Taihen na Mono wo Nusundeikimashita)—it brought me back—but then it occurs to me. That it might be deeper than a gag song.
/001/
Metronord...
Seorang gadis yang separuh wajahnya tertutupi tudung jubahnya berbisik memanggil nama kota yang ditujunya. Di gerbang kota Metronord yang kokoh membatasi kota dan dunia luar ia berdiri. Seraya ia menengadah melihat puncak gerbang kota ini, wajahnya yang terhalang bayangan pun tampak jelas terkena sinar matahari.
Gadis ini bernama Striga. Selama bertahun-tahun ia sudah bertahan hidup jauh di Timur sebagai pemburu, di sebuah kota kecil di mana kemiskinan dan kemelaratan adalah pemandangan yang sangat biasa. Belum lagi kota itu dikuasai seorang tuan tanah yang menguasai segala sumber daya yang ada di sana. Mendengar adanya turnamen berhadiah besar yang diadakan di Metronord, Striga melarikan diri dari tuan tanah yang selama ini sudah memperkerjakannya dengan semena-mena ke Metronord demi memenangkan turnamen ini. Dia sudah bersumpah, jika dia menang nanti, dia akan menggunakan hadiah yang ia menangkan untuk memerdekakan kota tempatnya dibesarkan.
Striga menarik nafas dalam-dalam dan mencium tangan kanannya yang terkepal, lalu ia mulai berjalan masuk ke dalam kota seraya mengangkat tinggi-tinggi tinjunya. Tindakannya ini adalah salam untuk kota yang akan menjadi tuan rumahnya untuk beberapa saat ke depan, juga adalah janji kalau dia akan menaklukkan apa saja yang menghalanginya dengan kemenangan.
Data {
Nama Lengkap: Alycia Freiss Ariadne Jeanne-Heller;
Tanggal Lahir: 27 November 1993;
Alias: Alisa;
Usia: 16 tahun;
}
Apa kalian tahu siapa Andrew Van Wey? Well, saya ragu. Soalnya nama beliau masih belum terkenal, tapi harus saya katakan kalau karyanya yang menggabungkan metode seni abstrak dan sastra sangatlah menarik. Namun saya mulai melantur, yang saya ingin bahas kali ini adalah konterpartnya di Indonesia.
Judul: Bride of the Sun
Pengarang: Marsella Azuela
Panjang: ± 49.000 kata
Drama kerajaan, konflik monarki, konspirasi, dan romansa; itulah konflik-konflik yang mewarnai Bride of the Sun, sebuah web novel karya pengarang bernama pena Marsella Azuela.
Saat mengawali novel ini, jujur saya sempat merasa jemu. Set-upnya linear dan terbilang klise. Tampak influensi dari novel-novel terjemahan seperti karya Dan Simmons—meski saya tidak yakin—dicampur dengan fanfiksi dan konflik kekeluargaan dalam drama kerajaan—terutama Korea. Untuk bisa mereview novel ini, saya butuh beberapa hari untuk bisa membacanya. Dan banyaknya typo, banyaknya kesalahan preposisi dan imbuhan, pilihan kata-kata yang membingungkan, juga banyaknya hal-hal trivial membuatnya tambah sulit untuk dibaca.
TAPI
Web novel ini tidak sepenuhnya demikian.
Seperti yang kebanyakan kita ketahui, cinta itu gila. Namun bagi saya, pandangan yang demikian adalah bias dari mata orang yang menderita akibat cinta karena untuk saya yang belum pernah pacaran, cinta itu indah.
Terlepas dari metafilosofi, seperti itulah cinta bagi Juan, seorang pemuda sekolah yang tingkat akademisnya tidak diketahui dari cerita Make HerShe Fall in Love karya Hittori Yudo.